mo sekedar cerita aja. hehe...
dulu sekali pernah kenal temenan lewat teman dgn orang2 yg bikin acara tv i! music. Gw dah gak tau kabarnya mereka gimana.
dari mereka kenal lagi dgn anak2 yg suka ng-game, ada yg ngajakin bikin sinetron superhero indonesia. Waktu itu gw sempat ngebuat 7 cerita superhero indonesia, entah uda kemana, tp ada satu tokoh yg gue ingat selalu. Namanya Hang Levin, polisi biasa yg merangkap satpam jaga malam.

inspirasi ceritanya dari kisah Hang Tuah dkk, plus batman. gw gak nyiptain dia pake kostum, terlalu amerika. dan mungkin ini yg dinamakan collective imagination (sebelum ini pernah bikin komik yg mirip dgn salah satu puisi joko pinurbo), cerita Hang Levin ini mendekati model serial Heroes dan the Matrix.

Sayangnya ide gue itu ditolak, dgn alasan mereka gak mau ada karakter yg pake polisi sbg tokoh utamanya. takut polisi marah.

kita punya banyak talenta2 yg luarbiasa, tp sayangnya, kebanyakan mereka hidup sbg orang biasa. Ada teman anak solo, sekarang udah kawin dan buka toko distributor tinta cetak. Kakeknya termasuk salah satu tokoh kartunis Indonesia juga. Dulu waktu ada diskusi komik, dia secara tertulis mengkoreksi nama kakeknya yg agak kurang tepat ditulis oleh Marcel Boneff.

Alm. Soebakto, dosen gue yg juga dosen di trisakti. Tamatan Chicago School of Art, tercatat sbg seniman grafis indonesia. meskipun tidak terkenal spt seniman2 lainnya, tp gue punya 2 lbr tulisan pemikiran dia ttg seni dan manusia. Mungkin anak2 trisakti msh ada yg mengenalnya, tidak ada yg luarbiasa dari dirinya, bahkan anak2 kebanyakan juga tidak menganggap dia siapa2. apalagi kalau anak2 komik.
tp beliau mengajarkan sesuatu yg gak diajarkan dosen lain. sesuatu yg gak gue anggap istimewa sama sekali, tp selalu gue inget. susah mengungkapkannya dengan kata2.

Gw baca di concept, si chris dan kawan2 lainnya berharap bisa bekerjasama dgn pihak sinetron utk membuat cerita bareng. mungkin hero/superhero atau apa.

entah kenapa, gw merasa membaca skenario dunia komik kita sptnya akan seperti itu saja. Sekarang ini gw msh belum memutuskan apakah ingin memenuhi cita2 gue punya warung kopi + perpustakaan umum, atau terlibat dgn dunia komik scr total spt Chris.

Gw punya satu anak didik, yg punya potensi, rendah hati, mau belajar, dan menghargai kelebihan teman2nya. Kebanyakan anak2 komik atau desain atau seni, menghargai dirinya sendiri terlalu tinggi. Gw juga punya seorang teman ngajar tp sampingannya ngisi suara aransemen gitar. juga ada teman yg usaha desain grafisnya cukup besar masa depannya, kantornya bareng dgn majalah visual art. Yg belum gue temukan adalah orang yg bisa diajak mikir bareng, mau diapakan semua potensi2 ini, bagaimana mengajak kerjasama semua komponen ini?
gue gak tertarik pada dunia game, animasi, grafis 3D atau pembuatan film2 independen. tp gue tertarik dgn gerakan seni rupa yg konseptual, film2 dokumenter, animasi model tekkonkikreet dan paprika, film2 dgn tema festival dan fantasi.

masalahnya adalah bagaimana menyatukan semua itu dalam satu karya. sebenarnya sederhana saja, gue berniat menjadi seniman total. kendalanya adalah itu artinya gue harus merubah semua bentuk kehidupan sebelumnya. dan gak bisa tiba2 menjadi spt itu, harus membangun dari dasar.

di malaysia, sebelum pulang ke Medan, gw ngadain seminar internal dgn tema ;Adab in art/design practice; isu ini sangat islami sekaligus universal. yg menjadi pembicara dalam seminar internal aka sarasehan itu adalah para profesor dari kampus gue. selanjutnya bulan september nanti akan pameran berjudul ' Drawing Fantasy ', karya2 yg di pamerkan gw berharap datang dari berbagai jenis media. konsepnya adalah 'image textuality' atau 'tekstualitas citra'.

kalau ditanya utk apa gue melakukan itu semua, jawabannya sederhana, karena Tuhan uda ngasi kesempatan gue hidup jadi manusia. Lucu, kenapa? karena waktu ditanya apa yg gue harapkan dari kegiatan2 itu, gw cuma bisa menjawab,"Iseng aja, bosen kalo gak ngapa2in."

Mungkin karena gue orangnya mudah bosenan, maka gue suka iseng bikin apa yg bisa gue kerjain. Jadi, sekarang ini gw lagi demen nulis, tp nulis ilmiah itu susahnya minta ampun. Bayangin aja kalo elu harus mencurigai tulisan elo sendiri, mencurigai motivasi tulisan elo sendiri, mengkritisi tulisan sendiri, capek... tp kalo ditanya ngapain bikin, jawabnya...

,"Iseng aja, bosen juga kalo gak ngapa2in..."

Komentar

Postingan populer dari blog ini